Akhirnya Myanmar

Pagi itu sekitar pertengahan februari 2014 ada message di WhatsApp dari Erick a.k.a Makong teman SMA ku, kurang lebih isi pesannya “Ink, Air Asia lagi ada promo tiket ke Myanmar” begitu baca langsung ngecek ke web Air Asia dan bener lagi ada tiket promo ke beberapa Negara periode terbang Nov 2014 – Maret 2015 kalau nggak salah. Seketika jadi galau (babi memang makong haha), banyak hal yang harus saya pikirkan saat itu kerjaan, budget, dan tanggung jawab bulanan hehe. Akhirnya aku beli tiket promo itu dan mengesampingkan hal-hal yang saya khawatirkan barusan. Masalah jadi berangkat atau nggak dipikir nanti, yang penting tiket sudah ditangan! YOLO! hahaha.
Shwedagon Pagoda pada malam hari dari Vista rooftop bar. Pagoda yang bisa dibilang menjadi landmark kota Yangon sekaligus negara Myanmar.
Myanmar. Udah dari beberapa tahun lalu ingin mengunjungi Negara ini, waktu itu gara-gara melihat foto kuil dengan latar belakang sunrise dan ada sedikit kabut tipis di Bagan (sebuah kota tua yang dikelilingi oleh ribuan kuil dan pagoda) dan langsung jatuh cinta *cieeee cinta cintaan. Sejak saat itu, belum ada kepikiran kapan harus sampai mengunjungi Myanmar, hanya sekedar menjadi bucket list saja. Terima kasih buat Makong, mungkin kalau gak ada WhatsApp “ajakan racun” pada saat itu, mimpi mengunjungi Bagan harus aku perbaharui (lagi) ditahun berikutnya.

Akhirnya tanggal 28 Desember 2014 malam, aku dan Erick mendaratkan kaki di bulan *halah. Sekitar pukul 9 malam waktu Myanmar pada saat itu dan perjalanan pun dimulai. 12 hari waktu yang aku dan temanku sepakati untuk melihat keindahan negara ini.  

Mulai dari Yangon, Kyaikito, Mandalay, Nyaung Shwe, Sagaing, dan akhirnya Bagan. Dari yang memilih tidur di bis malam biar hemat budget hotel, kamera hampir rusak parah, adu argument sama kenek angkot, 30 jam di dalam kereta api, kedingingan di Inle Lake, malam tahun baru yang unik di Golden Rock, Than lwin guest house terkeren di Yangon, kuliner khas Myanmar, ketemu Yuzana seorang Burmese yang banyak membantu selama di Myanmar, sesama traveler yang hanya sempat mengobrol sebentar namun banyak hal keren yang bisa dipelajari dari mereka, dan keseruan lainnya.  

More stories come! Stay tune.. :D

Cheers,

Comments

Popular posts from this blog

Bagan, Kota Tua Dengan Ribuan Kuil dan Pagoda (part 2-end)

Mandi Lumpur Dalam Tradisi Mebuug-buugan

Vintage and Boho Style, La Laguna